Argus: Tanaman Hidup dengan Nanosensor untuk Memantau Kualitas Air

Platform Pemantauan Air Tanpa Listrik yang Inovatif

Pencemaran air telah menjadi masalah serius di berbagai wilayah di dunia. Namun, metode pemantauan kualitas air yang ada saat ini masih terbatas dan tidak real-time. Untuk mengatasi hal ini, Harpreet Singh Sareen, seorang desainer terkemuka, menciptakan Argus, sebuah tanaman hidup yang dilengkapi dengan nanosensor untuk terus-menerus memantau keberadaan logam berat dalam air. Dengan pendekatan yang unik ini, Argus menawarkan platform pemantauan air yang sepenuhnya berkelanjutan dan tidak memerlukan listrik.

Argus adalah tanaman hidup yang memiliki nanosensor terpasang di dalam daunnya. Sensor dengan ukuran nanometer ini disuntikkan ke dalam daun dan tetap berada di ruang antarsel. Tanaman hidup ini secara terus-menerus mengambil sampel air di lingkungan sekitarnya beserta zat-zat pencemar yang ada di dalamnya. Metode ini memungkinkan deteksi toksisitas logam berat secara real-time, dengan hasil yang terlihat dalam waktu 15 menit hingga 2 jam, berbeda dengan metode laboratorium yang ada saat ini.

Argus menggunakan DNA nanosensor untuk mendeteksi keberadaan logam berat, khususnya timbal (Pb2), dalam air. DNAZyme digunakan sebagai sensor di dalam daun tanaman, yaitu DNA beruntai ganda yang akan terurai menjadi DNA beruntai tunggal saat terkena Pb2 dan berikatan dengan nanotube karbon berdinding tunggal. Ketika ion Pb2 hadir, output fluoresensi akan padam, dan penurunan ini sebanding dengan konsentrasi timbal (II).

Argus memiliki keunggulan dalam kemampuan pemantauan air secara kontinu dan real-time. Tanaman hidup ini seperti mesin alami yang beroperasi selama 24 jam tanpa memerlukan listrik. Argus terus-menerus mengambil sampel air dan zat-zat pencemar yang ada di dalamnya. Nanosensor yang terpasang di dalam tanaman ini biasanya menghasilkan cahaya berwarna tertentu yang terlihat pada daun. Namun, ketika zat pencemar timbal dari lingkungan masuk ke dalam kontak dengan nanosensor, cahaya tersebut akan hilang, menandakan adanya zat pencemar di lingkungan sekitar.

Proyek Argus dimulai pada tahun 2017 dan selesai pada tahun 2019. Tanaman ini telah dipamerkan di berbagai tempat di seluruh dunia, seperti Science Gallery Bangalore dan Future of Everything WSJ Festival di NYC. Argus telah mendapatkan pengakuan yang luar biasa dan memenangkan Silver A' Design Award dalam kategori Cybernetics, Prosthesis, and Implant Design pada tahun 2021. Penghargaan ini diberikan kepada desain yang menunjukkan keahlian dan inovasi yang luar biasa, serta memberikan pengalaman yang mengesankan dan menakjubkan.

Dengan Argus, Harpreet Singh Sareen telah menciptakan solusi inovatif untuk pemantauan kualitas air yang lebih baik. Tanaman hidup ini memberikan harapan baru dalam menjaga kualitas air dan mencegah dampak negatif dari pencemaran logam berat. Dengan teknologi nanosensor yang terintegrasi dalam tanaman hidup, Argus membawa pemantauan air ke tingkat yang lebih tinggi, menjadikannya sebagai langkah maju dalam menjaga lingkungan hidup kita.


Detail dan Kredit Proyek

Desainer Proyek: Harpreet Singh Sareen
Kredit Gambar: Images: Harpreet Sareen CC 4.0 Motion graphics: Jiefu Zheng
Anggota Tim Proyek: Harpreet Sareen Pattie Maes
Nama Proyek: Argus
Klien Proyek: Harpreet Singh Sareen


Argus IMG #2
Argus IMG #3
Argus IMG #4
Argus IMG #5
Argus IMG #5

Baca Selanjutnya di Desain Cemerlang